https://bondowoso.times.co.id/
Berita

Rencana Tanam Alpukat di Savana Kawah Wurung Bondowoso Batal, Perhutani Akui Salah Lokasi

Rabu, 19 November 2025 - 18:18
Rencana Tanam Alpukat di Savana Kawah Wurung Bondowoso Batal, Perhutani Akui Salah Lokasi Salah satu sudut pandang Savana Kawah Ijen di Kecamatan Ijen Bondowoso, yang biasa dijadikan tempat menggembala sapi (FOTO: Moh Bahri)

TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Polemik rencana penanaman pohon alpukat di kawasan Savana Kawah Wurung akhirnya terjawab. Perhutani memastikan program tersebut dibatalkan setelah ditemukan adanya kekeliruan titik lokasi saat eksekusi di lapangan.

Kesalahan itu sebelumnya membuat publik ramai mempertanyakan rencana penanaman di kawasan savana yang dikenal sebagai padang rumput alami.

Administratur Perhutani Bondowoso, Misbakhul Munir menjelaskan, bahwa kekeliruan bermula dari penggunaan peta kerja sama di petak 92C, yang selama ini menjadi acuan Perhutani dan pengelola wisata.

Namun ketika pelaksanaan berlangsung, penanaman justru dilakukan di petak lain yang berdekatan.

“Di peta memang ada petak 92C yang dikerjasamakan dengan pengelola Kawah Wurung. Tapi di sekitar 92 itu masih ada petak kosong. Di sinilah terjadi miskomunikasi,” jelas Munir.

Untuk mencegah insiden serupa, Perhutani berencana memperjelas batas-batas area kerja sama dan melakukan groundbreaking ulang di titik yang benar, yakni kawasan yang masuk program Agroforestry Sayur. 

“Ke depan akan kita lakukan penanaman bersama di lokasi yang tepat,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).

Menyikapi sorotan publik mengenai lubang-lubang bekas penanaman, Munir menegaskan bahwa lubang tersebut memang sengaja dibiarkan sebagai lubang resapan. 

Ia menyebut tanah savana memiliki solum yang sangat tipis, hanya sekitar 20 cm, sehingga secara alami hanya cocok ditumbuhi rumput.

“Savana itu kelas hutannya TBB. Artinya tidak memungkinkan ditanami kayu. Dan lubang-lubang itu nantinya tertutup sendiri saat hujan,” terangnya.

Selain itu, Perhutani juga berencana melakukan reboisasi pada area yang mengalami kematian tanaman produktif. Sebab, ditemukan tanaman berusia 2–3 tahun yang mati tiba-tiba meski berada di lokasi yang seharusnya subur.

“Tanaman sudah berumur tiga tahun, dua tahun, tapi mendadak mati,” katanya.

Munir menegaskan bahwa konsep agroforestry harus tetap menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi masyarakat dan kelestarian kehutanan.

Salah satu komoditas yang didorong adalah alpukat dataran tinggi yang dinilai memiliki nilai ekonomi dan sudah terbukti berhasil di beberapa daerah.

“Alpukat itu endemik Amerika. Idealnya hidup di ketinggian 1.500–2.000 meter, seperti di Kalimantan dan Malang, dan hasil buahnya bagus,” jelasnya.

Perhutani juga menyiapkan skema kerjasama empat pihak. Yakni investor, Perhutani, LMDH, dan masyarakat penggarap, untuk pemanfaatan lahan kosong jangka panjang. 

“Ruang-ruang kosong itu akan kita tawarkan kepada investor. Skemanya melibatkan empat pihak,” tambahnya.

Untuk mencegah kesalahan lokasi berulang, Perhutani kini menerapkan sistem pengukuran lahan by name, by address, by object, yang terintegrasi dengan pemerintah daerah.

 “Kalau sudah diukur, kita tahu pasti titiknya di mana,” pungkas Munir.(*)

Pewarta : Moh Bahri
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bondowoso just now

Welcome to TIMES Bondowoso

TIMES Bondowoso is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.