TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Warga di Desa Tangsil dan Desa Jumpong Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, terpaksa menggunakan jembatan bambu.
Lantaran jembatan penghubung kedua desa tersebut belum juga dibangun setelah ambruk karena bencana banjir tahun lalu.
Pantauan di lokasi, jembatan bambu tersebut dibangun persis di sebelah jembatan yang ambruk.
Tampak puing-puing jembatan lama, berupa beton, masih terlihat di dalam sungai.
Sementara jembatan alternatif yang dibangun warga itu, hanya bisa dilewati roda dua, karena kapasitasnya tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Bahkan pengendara roda dua tidak disarankan berboncengan. Sehingga salah satu harus turun berjalan kaki menuju seberang.
Sementara bagi warga Desa Tangsil Wetan yang menggunakan roda empat, harus menempuh jarak lebih jauh jika akan ke Desa Jumpong, begitu juga sebaliknya.
Salah seorang warga Desa Tangsil Wetan, Ibu Fauzan menjelaskan, Bulan Desember 2025 ini terhitung sudah satu tahun jembatan itu ambruk.
“Bulan Desember lalu jembatan ini yang ambruk, karena banjir besar, ” katanya dalam bahasa Madura saat dikonfirmasi, Rabu (19/11/2025).
Menurutnya, untuk pengendara yang berboncengan, salah satu harus turun karena jembatan tidak bisa menampung beban terlalu berat. Bahkan kendaraan harus bergantian saat melintas.
“Kami berharap dan mengusahakan agar jembatan ini segera terbangun kembali.,” harapnya.
Sementara Plt Kepala Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (BSBK) Kabupaten Bondowoso, Ansori menjelaskan, BSBK dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengusulkan jembatan tersebut pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) .
“Hasil koordinasi kami dengan BPBD beberapa waktu yang lalu, penganggaran jembatan ini dalam tahap verifikasi BNPB” katanya singkat. (*)
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Imadudin Muhammad |