TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Cuaca tak menentu masih melanda sejumlah wilayah di Bondowoso. Meski secara kalender sudah memasuki musim kemarau, hujan ringan hingga sedang masih kerap mengguyur. 

Fenomena ini dikenal sebagai kemarau basah dan diprediksi bertahan hingga pertengahan Agustus.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso, Yuliono Triandana, kondisi tersebut terjadi akibat anomali atmosfer di kawasan tropis. 

"Meski secara umum musim kemarau, namun hujan masih sering terjadi karena gangguan pola angin dan tekanan udara," katanya, Rabu (9/7/2025).

Pria yang akrab disapa Yuli itu menambahkan, hujan yang turun bersifat lokal dan tidak merata. Namun, tetap perlu diwaspadai, terutama di kawasan rawan seperti lereng Ijen, Sumber Wringin, dan wilayah kota. 

“Tanah yang belum benar-benar kering bisa longsor jika diguyur hujan tiba-tiba. Apalagi di daerah perbukitan,” jelasnya.

BPBD Bondowoso mengimbau warga, khususnya petani, agar tidak terlalu mengandalkan pola musim biasa. 

Yuli menyarankan agar masyarakat rutin memantau prakiraan cuaca harian dari BMKG sebelum memulai aktivitas pertanian atau membuka lahan.

"Gerimis pun bisa berbahaya jika tanah sudah jenuh air. Maka penting memastikan kondisi tanah stabil, terutama di lereng atau daerah dengan kontur curam,” pesannya.

Di sisi lain kata dia, beberapa wilayah di Bondowoso mulai merasakan dampak kekeringan. BPBD telah melakukan distribusi air bersih ke sejumlah desa yang mulai kesulitan mendapatkan pasokan air. 

“Bantuan tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasar warga, mulai dari memasak hingga mandi,” pungkasnya. (*)