TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Upaya Pemerintah Kabupaten Bondowoso dalam meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana alam terus berlanjut. Tahun ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menargetkan pembentukan 11 Desa Tangguh Bencana (Destana) baru, yang tersebar di sejumlah wilayah rawan bencana.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK2) BPBD Bondowoso, Yuliono Triandana menjelaskan, hingga kini sudah ada 30 desa yang menyandang status Destana. 

Desa-desa tersebut telah menerima pelatihan komprehensif, mulai dari identifikasi risiko hingga simulasi penanganan saat bencana terjadi.

"Pembentukan Destana ini sudah berjalan sejak 2022 atau 2023 lalu," ungkap Yuliono Selasa (8/7/2025). 

Ia menambahkan, tahun ini pihaknya akan menambah 11 desa baru, sesuai kemampuan anggaran yang tersedia.

Lima desa di antaranya, lanjut Yuli, sudah resmi ditetapkan sebagai Destana dan tersebar di beberapa kecamatan. Penetapan ini mengacu pada hasil Kajian Risiko Bencana (KRB) yang dilakukan BPBD, dengan mempertimbangkan intensitas kejadian bencana tahun-tahun sebelumnya.

"Saat ini kami fokus pada wilayah timur, karena dari pemetaan, daerah tersebut menunjukkan tingkat kerawanan paling tinggi," jelasnya.

Setiap Destana terdiri dari minimal 30 anggota, yang berasal dari unsur masyarakat, pemuda, hingga perangkat desa. 

Mereka dibagi ke dalam beberapa regu dengan peran khusus, sehingga bisa bergerak cepat dan tepat saat bencana melanda. 

“Nanti kami jadikan beberapa regu, kemudian kami berikan tugas masing-masing,” tambah Yuli.

Meski desa bisa mengajukan diri untuk dijadikan Destana, BPBD tetap mengedepankan hasil KRB sebagai dasar utama. 

"Kami akan dahulukan desa dengan potensi risiko tertinggi. Tapi tetap, target kami semua desa di Bondowoso nantinya bisa menjadi Destana," pungkasnya. (*)