TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Jalur pendakian gunung di kawasan Pegunungan Argopuro Kabupaten Bondowoso sudah tiga kali memakan korban meninggal dunia. Salah satunya Gunung Piramid dua korban, dan Gunung Saeng satu korban meninggal dunia.
Pemerintah Kabupaten Bondowoso tengah berupaya menetapkan ketiga gunung di kawasan Argopuro sebagai destinasi wisata minat khusus.
Langkah ini juga diinisiasi oleh Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) yang menggandeng Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dengan dukungan penuh dari Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) setempat.
Upaya ini dilakukan sebagai respon terhadap maraknya aktivitas pendakian ilegal yang selama ini terjadi di kawasan tersebut.
Kepala Bidang Pariwisata Disparbudpora Bondowoso, Yuni Dwi Sri Handayani menjelaskan, bahwa pengelolaan resmi akan jauh lebih efektif daripada sekadar pelarangan.
"Daripada itu dilarang tapi banyak pendakian ilegal," ujarnya, Jumat (4/7/2025).
Sebagai bentuk keseriusan, koordinasi telah dilakukan dengan sejumlah pihak, termasuk Perhutani, Kecamatan Curahdami, pemerintah kelurahan, serta Pokdarwis.
Yuni menegaskan bahwa tidak semua orang bisa mendaki di Gunung Piramid, Gunung Saeng, maupun Gulgulan, karena tergolong wisata ekstrem.
"Kalau PKS (Perjanjian Kerja Sama) itu kan harus ada lembaga, nggak tahu apakah nanti koperasi, karang taruna. Tapi yang di depan itu APGI," jelasnya.
Selama ini, banyak pendaki dari luar daerah nekat menjajal jalur ekstrem secara mandiri, yang seringkali berujung pada kecelakaan. Oleh karena itu, pengelolaan profesional dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas menjadi keharusan.
"Kami sudah ketemu sama APGI, Perhutani, supaya ada PKS, supaya ada kejelasan siapa pengelola, sistem pendakiannya dengan SOP yang jelas," tambah Yuni.
Ia juga menyebutkan bahwa sebagian besar pengelola wisata di Bondowoso adalah pemandu gunung terlatih. Dalam hal mitigasi bencana, desa dan Bumdes aktif menggandeng aparat setempat serta berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Mitigasi bencana itu anak-anak sudah paham betul. Mereka harus berbuat apa, bagaimana, jadi kita mengantisipasi hal itu," ujarnya.
Untuk memberikan peringatan dini kepada pendaki, petugas kini memanfaatkan media sosial guna menyampaikan informasi kondisi alam terkini.
"Kita dari Dispar itu mengundang Basarnas untuk kepemanduan," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |