TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Komitmen membangun kerukunan antarumat beragama kembali ditunjukkan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN KHAS Jember).

Bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kaliwates, UIN KHAS menggelar pembacaan Trilogi Ikrar Griya Moderasi Beragama di Masjid Muhammad Cheng Hoo Jember, Senin (5/8/2025).

Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Hepni, S.Ag., M.M., CPEM, turun langsung memimpin prosesi ikrar yang diikuti oleh berbagai tokoh lintas iman.

Dalam sambutannya, Prof. Hepni menilai kegiatan ini sebagai bentuk nyata kepedulian bersama dalam merawat harmoni dan solidaritas di tengah krisis kemanusiaan dan kebangsaan yang melanda.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini merupakan awal untuk bersama-sama menggapai kedamaian,” ujarnya usai memimpin ikrar.

Tak hanya seremoni, kegiatan ini juga menandai peluncuran Duta Griya Moderasi Beragama, sebagai langkah strategis menyebarluaskan semangat moderasi hingga ke level komunitas.

Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN KHAS, Dr. Shoni Rahmatullah Amrozi, M.Pd.I, menyebut momentum peluncuran ini dipilih bertepatan dengan bulan kemerdekaan.

“Alasannya jelas, hari ini komunitas lintas agama bukan sekadar urusan negara, melainkan panggilan untuk bersama memikirkan bangsa,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala LPPM UIN KHAS Jember, Dr. Zainal Abidin, M.S.I., menyampaikan bahwa gerakan Griya Moderasi Beragama kini diarahkan pada pendekatan urban berbasis komunitas kota. 

Fokus program mencakup tiga aspek utama: teologi lingkungan (ecotheology), isu kemanusiaan, dan penguatan wawasan kebangsaan.

“Kita akan susun roadmap kegiatan ke depan. Fokus kita ada pada tiga ranah: ecotheology, kemanusiaan, dan kebangsaan,” jelasnya.

Kepala KUA Kaliwates, M. Saiful Hadi, S.H., M.Sy., menambahkan bahwa acara puncak ini merupakan hasil dari serangkaian kegiatan selama lebih dari satu bulan, termasuk diskusi lintas agama, aksi sosial, dan jalinan silaturahmi antarkomunitas.

“Alhamdulillah, semua kegiatan berjalan lancar dan berpuncak pada hari ini,” ujarnya penuh syukur.

Sekadar informasi, para duta yang diikrarkan berasal dari berbagai latar belakang, termasuk cendekiawan Muslim dan Kristen, tokoh masjid, penyuluh agama, hingga jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jember. 

Semangat yang dibawa tidak hanya simbolik, tetapi menjadi ajakan untuk menjadikan moderasi beragama sebagai gaya hidup dalam menghadapi tantangan zaman, baik dari sisi ekologi, kemanusiaan, maupun kebangsaan.