TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2025, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bondowoso menghadirkan terobosan dengan pendekatan yang kreatif dan humanis.
Alih-alih menggunakan cara-cara konvensional dalam menyampaikan pesan keselamatan berlalu lintas, Satlantas memilih jalur budaya dengan membagikan tape besek, makanan khas Bondowoso, kepada para pengguna jalan.
Kegiatan yang digelar di sejumlah titik keramaian di pusat kota Bondowoso ini berlangsung meriah dan mendapat respons positif dari masyarakat.
Antusiasme warga tampak tinggi ketika menerima tape yang dibungkus besek. Bagian luar besek telah ditempeli brosur bertuliskan informasi seputar Operasi Patuh Semeru 2025.
Pembagian dilakukan langsung oleh para personel Satlantas dengan suasana bersahabat, menjadikan lebih hangat dan akrab.
Kasat Lantas Polres Bondowoso, AKP Achmat Rochan menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi sosialisasi yang mengedepankan nilai-nilai kultural serta pendekatan yang lebih membumi.
Melalui pembagian tape besek yang identik dengan kota Bondowoso kata dia, Polri ingin menunjukkan bahwa edukasi lalu lintas dapat dilakukan dengan cara yang lebih santun dan dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Menurutnya, Bondowoso dikenal luas sebagai kota tape. Ia ingin mengangkat kearifan lokal ini sebagai sarana untuk menyampaikan pesan penting mengenai keselamatan berkendara.
“Ini adalah wujud nyata bahwa Polri tidak hanya hadir sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai sahabat budaya yang peduli terhadap identitas dan nilai lokal masyarakat,” jelasnya, Jumat (25/7/2025).
Operasi Patuh Semeru 2025 sendiri merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Jawa Timur.
Operasi ini menitikberatkan pada penindakan terhadap berbagai bentuk pelanggaran lalu lintas, seperti pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm, pengendara yang melawan arus, penggunaan knalpot tidak sesuai standar, serta pengendara di bawah umur.
Namun demikian lanjut dua, pendekatan yang digunakan tidak hanya bersifat represif, melainkan juga edukatif dan persuasif.
Langkah ini juga sejalan dengan instruksi dan arahan Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono, yang menekankan pentingnya pendekatan yang lebih humanis dalam membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya Kamseltibcarlantas (Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas).
Menurutnya, perubahan perilaku berlalu lintas dapat dicapai dengan komunikasi yang baik dan menyentuh sisi emosional masyarakat.
Melalui kegiatan ini, Polres Bondowoso berharap masyarakat tidak hanya memahami pentingnya tertib berlalu lintas dari aspek hukum semata, tetapi juga tumbuh rasa kepedulian dan kesadaran kolektif.
Dengan cara yang santun dan menghargai budaya lokal, kehadiran Polri di tengah masyarakat diharapkan semakin diterima sebagai mitra yang melindungi dan melayani.
“Bukan semata-mata soal penindakan, tapi bagaimana masyarakat merasa bahwa keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Kita bisa mulai dari hal kecil, seperti berbagi tape, tapi dengan pesan besar di dalamnya,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |