TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Angka kematian ibu (AKI) tahun 2024 di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur naik dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini jumlah AKI sebanyak 15 jiwa sementara tahun 2023 ada 10 jiwa.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Tri Wahyu Liswati mengatakan, potensi ibu melahirkan dan mengalami kematian karena kekurangan energi kronis (KEK).
Adapun ibu hamil kurang energi kronis di Bondowoso mencapai 15,5 persen. Angka ini terendah ke tiga di Jawa Timur.
Sementara salah satu intervensi pencegahan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jatim memberikan bantuan spesifik untuk meningkatkan asupan gizi pada 100 ibu hamil resiko stunting.
Meskipun sebenarnya angka stunting di Bondowoso turun signifikan. Dari 32,0 persen kini menjadi 17 persen. Jumlah ini bahkan di bawah rata-rata Provinsi Jatim yang berada di angka 17,7 persen.
Pihaknya juga melakukan sosialisasi dan advokasi bersama Dinas Kesehatan Bondowoso untuk memberikan akses pelayanan kesehatan selama masa kehamilan itu.
"Makanya tadi saya singgung, jangan ke mbah dukun ya," terangnya dalam acara memberi pengasuhan 1.000 hari pertama kelahiran dalam pencegahan stunting, di Pendopo Kabupaten Bondowoso Rabu (30/10/2024).
Sementara itu, Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso, Anisatul Hamidah mengatakan, saat AKI mengalami kenaikan tidak berarti meningkatkan jumlah stunting.
Sebab kata dia, AKI dan AKB ini masuk dalam intervensi sensitif. Meliputi mindset, gaya hidup dan pola pikir.
"Makanya stunting itu 70 persen intervensi sensitif. Justru intervensi spesifik itu 30 persen," jelas dia.
Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB yakni dengan intervensi sensitif, meningkatkan pola asuh, dan menurunkan angka perkawinan anak.
Di lain sisi ibu hamil di Bondowoso yang mengalami anemia urutannya terendah ktiga di Jawa Timur, dengan angka menyentuh 11,77 persen di akhir tahun 2023.
Adapun, untuk angka dispensasi kawin hingga akhir tahun 2023 mencapai 416 kasus. Dan AKB hingga akhir tahun 2023 mencapai 146 jiwa. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |