TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Ratusan siswa SDN Kota Kulon 2 Bondowoso terpaksa menjalani pembelajaran di bawah dua tenda darurat yang didirikan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) di halaman sekolah.
Langkah ini diambil setelah sebagian ruang kelas mereka mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,5 SR yang mengguncang Sumenep pada Selasa 30 September kemarin dan turut berdampak hingga Bondowoso.
Suasana belajar jauh dari kata nyaman. Kebisingan kendaraan dari jalan raya yang melintas persis di depan sekolah membuat konsentrasi siswa sering buyar. Ditambah teriknya sinar matahari, banyak siswa terlihat kepanasan dan gelisah.
Rifki Safir, siswa kelas IV, mengaku kesulitan mengikuti pelajaran. “Panas, bising, gak bisa fokus. Pengen cepat balik belajar di kelas lagi,” ungkapnya sambil mengusap keringat.
Kepala SDN Kota Kulon 2, Andik Widartiningsih, menjelaskan pembelajaran darurat dibagi sesuai kondisi ruang. Siswa kelas III hingga VI menempati tenda, kelas I menumpang di mushalla, sementara kelas II masih bisa belajar di ruang yang aman.
Untuk menunjang kegiatan belajar, para siswa membawa meja lipat dari rumah masing-masing. Bagi yang tidak punya, pihak sekolah sedang mendata agar bisa dipinjami.
“Alhamdulillah kami mendapat bantuan dari Pak Sekda untuk membeli meja lipat tambahan,” ujarnya, Kamis (2/10/2024).
Meski dalam kondisi darurat, sekolah tetap berkomitmen menjaga kualitas pendidikan. Ujian tengah semester tetap dijadwalkan pada 13 Oktober mendatang, dengan seluruh siswa belajar di bawah pengawasan guru.
“Kami tetap melaksanakan pembelajaran setiap pagi. Harapannya, situasi ini tidak menurunkan semangat maupun prestasi siswa,” tegas Widartiningsih.
Ia menambahkan, pihak pemerintah daerah telah berjanji segera melakukan perbaikan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).
“Kami berharap renovasi segera berjalan agar anak-anak bisa kembali belajar di kelas dengan tenang,” pungkasnya.(*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |