TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Sejumlah pemuda di Bondowoso menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi Alun-alun Ki Bagus Asra yang dinilai belum mencerminkan ruang publik ideal sebagai ikon kota. Berbagai persoalan itu mencuat dalam diskusi Ruang Belajar Kolektif Kulon Project yang digelar di Cafe SiniSuka, Jalan Zainul Arifin, Kecamatan Bondowoso, Minggu (14/12/2025).
Fasilitator Kulon Project, Wildan Narayanto mengatakan, keresahan anak muda yang disampaikan dalam forum tersebut cukup beragam. Mulai dari kondisi hutan kota yang minim penerangan saat malam hari, hingga area yang kerap tergenang air layaknya kolam ketika hujan turun.
Masalah kebersihan juga menjadi sorotan. Lapangan basket di kawasan alun-alun disebut kerap dipenuhi sampah, bahkan sempat viral melalui unggahan di media sosial beberapa waktu lalu. “Di lapangan basket itu sampahnya banyak sekali,” ungkap Wildan.
Selain itu, fasilitas pedestrian dinilai belum ramah bagi penyandang disabilitas. Ironisnya, ketika masyarakat hendak menyampaikan aspirasi, sering kali terjadi kebingungan terkait pihak yang harus bertanggung jawab.
“Saat masyarakat memprotes, justru dilempar ke sana-sini. Kami bingung harus melapor ke siapa,” katanya, Senin (15/12/2025).
Menurut Wildan, pembenahan Alun-alun Ki Bagus Asra menjadi penting karena kawasan tersebut merupakan wajah Bondowoso. Ia juga menyinggung kebiasaan studi banding yang kerap dilakukan pemerintah daerah, namun belum sepenuhnya diimplementasikan sebagai inspirasi nyata di daerah sendiri.
“Kami bertanya, apa yang sebenarnya dilihat saat studi banding. Kenapa tidak diwujudkan di Bondowoso,” ujarnya.
Tak sekadar menyampaikan keluhan, diskusi ini juga berkembang ke pembahasan yang lebih konseptual. Mereka berdiskusi mengenai tata ruang kota, perencanaan tapak, hingga membandingkan konsep pedestrian di luar negeri. Bahkan, peserta diajak menggambar konsep Alun-alun impian versi mereka masing-masing.
Hasil diskusi tersebut rencananya akan dirangkum menjadi sebuah grand design untuk kemudian dibahas lebih lanjut. Kulon Project juga berencana melanjutkan inisiatif ini melalui forum bertajuk “Musrenbang Jalanan” yang dijadwalkan berlangsung pada Januari 2026.
Seluruh rangkaian diskusi akan didokumentasikan dalam bentuk teks dan visual agar dapat diakses publik. Wildan berharap gagasan tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah.
“Kami tidak tahu nanti akan disebarkan ke mana, tapi setidaknya bisa menjadi masukan,” tuturnya.
Ia menegaskan, tujuan utama dari kegiatan ini adalah menumbuhkan kepekaan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap kondisi ruang publik di sekitarnya. “Ini tentang membangun kepekaan terhadap lingkungan sekitar,” pungkasnya.
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Imadudin Muhammad |