TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak pembangunan Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi, yang direncanakan akan rampung pada akhir tahun 2025.
Salah satunya pembangunan exit tol di Besuki Situbondo tentunya akan memberikan dampak penambahan volume lalu lintas, yang nantinya akan menurunkan kinerja lalu lintas pada area di sekitarnya.
Selain itu pertumbuhan kendaraan bermotor Kabupaten Bondowoso setiap tahunnya akan ikut memperparah kemacetan yang terjadi akibat beroperasinya exit tol tersebut.
Dampak pembangunan exit tol Besuki telah dibahas dalam Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bondowoso, Selasa (21/10/2025) kemarin. Termasuk dampak ekonominya.
Sementara berdasarkan hasil analisa Bagian Perekonomian Pemkab Bondowoso, keberadaan exit tol di Besuki membuka peluang ekonomi baru bagi Kabupaten Bondowoso.
Kabag Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Pemkab Bondowoso, Agung Nurhidayat, S. E menjelaskan, akses transportasi yang lebih efisien diproyeksikan menurunkan biaya logistik antarwilayah, meningkatkan daya saing produk pertanian dan industri kecil, serta mendorong tumbuhnya investasi baru di sektor jasa dan perdagangan lokal.
Sementara berdasarkan analisis ekonomi regional dengan asumsi elastisitas akses pasar terhadap pertumbuhan PDRB sebesar 0,1–0,3 (mengacu OECD Regional Development Papers).
Menurutnya, dampak pembangunan tol ini diperkirakan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bondowoso sebesar 0,3–0,9 poin per tahun dibandingkan tanpa tol.
Skenario estimasi pertumbuhan PDRB ini menggunakan tiga skenario yaitu, konservatif dengan estimasi peningkatan market acces sebesar 5%; moderat dengan estimasi peningkatan market acces sebesar 10%; dan optimis, dengan estimasi peningkatan market acces sebesar 20%.
Menurutnya, hasil analisis berdasar model perhitungan OECD Regional Development Papers, diperkirakan PDRB kumulatif selama 10 tahun mencapai Rp 2,6–10,3 triliun.
Sementara PDRB per kapita naik dari Rp 25 juta menjadi Rp 41–44 juta pada tahun ke-10 dan meningkatkan kesejahteraan rata-rata masyarakat sebesar 3,5–5% per tahun.
Ia mengungkapkan kondisi tersebut juga akan berdampak pada tiga hal berikut ini. Pertama Sektor Pertanian, dimana akses yang lebih cepat ke pasar utama di Surabaya.
“Itu akan menekan biaya logistik hasil pertanian hingga 15–20%, meningkatkan margin petani dan mempercepat rotasi perdagangan hasil bumi Bondowoso,” paparnya.
Selanjutnya sektor industri dan UMKM. Dimana Industri Kecil dan Usaha Mikro akan tumbuh dengan munculnya rest area, pusat kuliner, dan aktivitas ekonomi baru di sekitar jalur penghubung.
“Estimasi penyerapan tenaga kerja baru mencapai 6.000–8.000 orang selama 10 tahun ke depan,” paparnya.
Kemudian exit tol ini akan memliki dampak positif di Sektor Pariwisata dan Jasa. Menurutnya, dengan waktu tempuh Surabaya–Bondowoso turun dari ±5 jam menjadi ±3,5 jam, sektor pariwisata berpotensi akan terdongkrak.
“Proyeksi peningkatan kunjungan wisatawan mencapai 40% pada pada akhir tahun ke-10, menambah nilai ekonomi hingga Rp 300 miliar per tahun,” jelasnya.
Namun demikian, tegas dia, bahwa analisis ini masih sangat sederhana, karena banyak variabel yang masih perlu dimasukkan dalam perhitungan dan perlu kajian yang komprehensif dan mendalam.
“Itu angka perkiraan kasar dihitung secara ilmiah namun data terbatas, perlu kajian lebih komprehensif untuk memantabkan nilainya,” pungkasnya saat dikonfirmasi, Rabu (22/10/2025). (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |