TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Bondowoso kembali menegaskan komitmennya untuk menjadikan pemikiran dan perjuangan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai rujukan utama dalam merawat kebangsaan, demokrasi, dan persaudaraan.
Komitmen tersebut tercermin dalam pelaksanaan haul Gus Dur yang secara konsisten digelar oleh PKB Bondowoso. PKB juga menggelar doa bersama menyambut tahun baru 2026, di Aula DPC, Selasa (30/12/2025).
Ketua DPC PKB Bondowoso, Ahmad Dhafir, menyampaikan bahwa kegiatan haul tidak semata-mata bersifat seremonial. Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas penetapan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional, kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi bagi kader dan masyarakat untuk kembali memahami peran besar Gus Dur dalam perjalanan bangsa, khususnya dalam lahirnya PKB.
Ahmad Dhafir menjelaskan bahwa berdirinya PKB tidak dapat dilepaskan dari sosok Gus Dur, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU.
Inisiatif pendirian PKB menurutnya, berangkat dari kegelisahan Gus Dur terhadap pentingnya kehadiran kekuatan politik yang berakar pada nilai-nilai Nahdlatul Ulama.
Ia juga menyinggung semangat kembalinya NU ke khittah, yang menegaskan kembali jati diri dan cita-cita awal organisasi.
“Dua prinsip utama yang ditekankan adalah penguatan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah serta peran strategis NU dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, Ahmad Dhafir menilai bahwa kontribusi Gus Dur bagi bangsa sangatlah besar. Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang gigih memperjuangkan demokrasi, menjunjung tinggi pluralisme, serta konsisten menanamkan nilai persaudaraan di tengah masyarakat yang majemuk.
Nilai-nilai tersebut, menurutnya, menjadi fondasi penting dalam membangun kehidupan sosial yang damai dan beradab.
“Gus Dur telah memberi contoh bahwa perbedaan bukanlah ancaman, melainkan potensi untuk memperkuat persatuan dan solidaritas nasional,” paparnya.
Oleh karena itu, PKB Bondowoso berkomitmen untuk terus mengimplementasikan pemikiran Gus Dur dalam kehidupan bermasyarakat.
“Penguatan persaudaraan antarwarga, baik sebangsa, seagama, maupun setanah air, dinilai menjadi kunci dalam menjaga harmoni sosial dan membangun Bondowoso yang rukun dan inklusif,” pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |