TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Abd Hamid Wahid, Bupati Bondowoso Periode 2025-2030, adalah salah satu pimpinan kepala daerah yang lahir dari pesantren. Namun soal wawasan dan pengalaman kepemimpinan tak perlu diragukan lagi.
Sosok yang akrab dipanggil Ra Hamid tersebut pernah menjabat sebagai rektor Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Probolinggo. Bahkan kini ia masih aktif sebagai Wakil Ketua Umum Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) pusat.
Bupati Hamid merupakan putra dari salah seorang ulama terkemuka. Ia lahir dari pasangan Drs. KH. Abd Wahid Zaini dan Dra. Zubaidah Wahid, pada 4 September 1971.
Masa kecil Bupati Hamid sudah dididik dengan ajaran Islam di lingkungan pesantren Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Bahkan pendidikan dasar hingga menengah ia tempuh di pondok pesantren.
Pendidikan dasar ia tempuh di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo (1982); kemudian melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo (1986); sementara pendidikan menengah atas ditempuh di Madrasah Salafiyah Syafi’iyah tingkat Aliyah (MASS) PP. Tebuireng Jombang (1989).
Kemudian ia melanjutkan pendidikan tinggi. Gelar sarjana ia raih di Jurusan Pendidikan Agama Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang (1989-1994); sementara Program Magister ia selesaikan pada Jurusan Studi Islam IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1994-1999).
Lulus pascasarjana ia kemudian fokus mengabdikan diri pada dunia pendidikan di lingkungan pesantren. Yakni sebagai Pembantu Ketua III Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid (1999-2001); Pembantu Dekan III Fakultas Syariah IAI Nurul Jadid Paiton (1998-1999); sekaligus Dekan Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Jadid (1999-2004).
Karir Politik
Karir politiknya pun tak kalah cemerlang. Ia menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo (2003-2004); Anggota DPR RI Fraksi PKB (2004-2009); Wakil Ketua Komisi X DPR RI (2009); Wakil Ketua Fraksi PKB MPR RI (2009); dan Anggota DPR RI Fraksi PKB (2009-2014).
Cucu pendiri Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo itu kemudian mengikuti kontestasi Pilkada 2024. Ia kemudian dipercaya memimpin eksekutif, sebagai Bupati Bondowoso periode 2025-2030.
Bupati Hamid dan Wakilnya As'ad Yahya Syafi'i, resmi dilantik Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, bersama ratusan kepala daerah beserta para wakilnya, di Istana Kepresidenan Jakarta Pusat Februari 2025 lalu.
Komitmen Memajukan Pertanian
Ekonomi warga Bondowoso bergantung pada sektor pertanian. Bahkan Luas lahan pertanian di Bondowoso mencapai 35.950 hektar per tahun 2023. Lahan tersebut sebagian besar digunakan untuk produksi berbagai komoditas pertanian seperti jagung, kopi, mangga, pisang, tembakau dan padi.
Artinya secara keseluruhan, sekitar 90,08% dari total luas wilayah Kabupaten Bondowoso dimanfaatkan untuk sektor pertanian.
Melihat fakta itu, Ra Hamid kemudian memfokuskan beberapa program unggulannya untuk meningkatkan sektor pertanian. Diantaranya klinik pertanian, pupuk gratis untuk petani tembakau, astani, hingga menghidupkan kembali Bondowoso Republik Kopi (BRK).
Klinik Pertanian
Di bawah kepemimpinan Bupati Hamid, Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) telah meluncurkan Klinik Pertanian. Kini klinik tersebut direncanakan ada di setiap desa.
Klinik Pertanian diharapkan memberikan solusi bagi petani, agar mereka memiliki wawasan dan tidak salah dalam menangani tanaman mereka.
Klinik Pertanian memberikan sejumlah layanan. Mulai konsultasi, pelatihan dan penyuluhan, Diagnosis dan pengendalian hama penyakit, rekomendasi penggunaan pupuk dan pestisida, analisa kesuburan tanah, pembaharuan data e-RDKK, pendataan usulan program asuransi tani, pendataan usulan buruh tani dan fasilitator serap gabah petani.
Klinik Pertanian yang merupakan implementasi dari cita-cita bupati untuk menghadirkan layanan penyuluhan pertanian yang lebih dekat, langsung dan efektif bagi para petani ini, bahkan mendapatkan apresiasi DPRD setempat.
Klinik ini bisa menjadi tempat bertemunya antara penyuluh dan petani untuk berkomunikasi dan berbagi informasi hingga pendampingan teknis secara langsung.
Tidak sekadar tempat konsultasi lanjut dia, Klinik Pertanian juga difungsikan sebagai pusat pembelajaran praktis.
Pupuk Gratis untuk Petani Tembakau
Selanjutnya salah satu program unggulan Bupati Bondowoso di bidang pertanian adalah pupuk gratis untuk petani tembakau. Hal itu dilatarbelakangi karena komoditi tembakau tidak mendapatkan pupuk subsidi pemerintah.
Bahkan Pemerintah Kabupaten Bondowoso telah mendistribusikan sebanyak 130 ton pupuk NPK Fertila secara gratis kepada para petani tembakau.
Menurut Bupati Hamid, tembakau merupakan salah satu komoditas penting yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Bondowoso selama bertahun-tahun.
Apalagi kata dia, pertanian merupakan tulang punggung perekonomian lokal yang harus terus diperkuat. Ia menginginkan, petani tidak hanya memiliki modal kerja, namun juga akses terhadap pengetahuan, teknologi, dan pendampingan yang dibutuhkan untuk meningkatkan hasil pertanian, menjaga kesuburan tanah.
Bantuan Alsintan dan Benih
Di bawah kepemimpinannya, Pemerintah Kabupaten Bondowoso juga memberikan bantuan alat mesin pertanian kepada kelompok tani. Seperti traktor dan bantuan lainnya.
Menurutnya, bantuan Alsintan sebagai bagian dari upaya mendukung peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani di Bondowoso.
“Kegiatan ini merupakan langkah nyata Pemerintah Kabupaten Bondowoso dalam mendukung sektor pertanian, khususnya untuk mempercepat modernisasi pertanian,” katanya
Ia menambahkan, pemerintah berkomitmen mendorong petani agar mulai memanfaatkan teknologi tepat guna dalam kegiatan usahatani mereka.
Asuransi Pertanian
Pemerintah Kabupaten Bondowoso meluncurkan Asuransi Pertanian (ASTANI), untuk mengantisipasi gagal panen akibat hama dan cuaca buruk.
Pada tahap awal, program asuransi gagal panen akan mencakup lahan seluas 120 hektar dari total 35.200 hektare sawah di Bondowoso. (*)
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |