TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Pemungutan suara dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) semakin dekat. Secara serentak, pemilihan kepala daerah akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024. Di Jawa Timur, sebanyak 38 Kabupaten kota akan melaksanakan hajat demokrasi serentak tersebut. Salah satunya adalah Kabupaten Bondowoso
Menjelang pemungutan suara, tensi politik di Bondowoso semakin menghangat. Masing-masing pasangan calon dan timnya mulai gencar menjalankan beragam strategi dan taktik elektoralnya. Seperti diketahui, Pilkada Bondowoso diikuti oleh dua pasangan calon; Lora Haji Abdul Hamid Wahid berpasangan dengan Lora As’ad Yahya Syafi'i dengan nomor urut 1. Sementara pasangan berikutnya adalah Bambang Sukwanto dan Gus Baqir dengan nomor urut 2
Kontestasi sejatinya sudah dimulai. Dalam konteks Pilkada, kontestasi sebelum pemungutan suara berfokus pada bagaimana masing masing paslon berusaha menarik simpati pemilih sebesar sebesarnya. Seperti jualan, di fase ini para paslon sejatinya sudah saatnya menawarkan "jualan" masing-masing.
Apa jualan mereka? Tentu visi misi, program dan gagasan pembangunan ke depan. Sayangnya, kontestasi gagasan ini belum tersaji dalam Pilkada Bondowoso. Ya sejauh ini, baru pasangan nomor urut 1 (Rahmad) yang gencar mengkomunikasikan gagasannya kepada khalayak
Pasangan Rahmad, dalam banyak aktivitas menyapa warga, cukup intensif mendialogkan gagasan pembangunan Bondowoso ke depan. Demikian ini yang sejatinya memang dibutuhkan dalam alam demokrasi. Masyarakat harus mendapatkan informasi yang benar mengenai tawaran program membangun Bondowoso yang lebih baik. Berikan kesempatan rakyat memilih berdasarkan tawaran program dan gagasan sang pemimpin.
Sungguh sayang, kontestasi gagasan ini lebih tampak dimunculkan oleh satu pasangan calon. Sementara pasangan calon nomor urut 2 (Bagus), tampak masih irit berbicara gagasan yang ditawarkan. Padahal, dialektika gagasan antar paslon dibutuhkan agar rakyat memilih dengan cerdas. Tanpa dialektika, sulit rasanya Bondowoso menyala. Seperti kata pepatah Minangkabau, dengan bersilang kayu dalam tungku, baru api bisa hidup.
Politik Tanpa Gimik
Politik Gimik adalah politik kepura-puraan dan tentu minim gagasan. Kita harus bersepakat, bahwa politik yang hanya memainkan gimik adalah bentuk ketidakdewasaan. Di samping itu, ini yang berbahaya, politik gimik hanya melahirkan pemimpin yang tidak genuine.
Politik gimik adalah bentuk, meminjam Bahasa Naeem Jeenah (2013), demokrasi kepura-puraan (pretending democracy). Saya yakin, Bondowoso membutuhkan pemimpin yang sejati. Bukan pemimpin yang dibentuk oleh kepura-puraan
Karena itulah, dari pada larut dalam politik gimik, semua paslon sebaiknya mulai fokus pada tawaran gagasan. Kita sangat menantikan, semua paslon mampu mendialogkan gagasan yang ingin ditawarkan dalam membangun Bondowoso.
Saat ini, dialog gagasan ini tampaknya hanya terlihat dari performa politik Ra Hamid dan Ra As’ad yang dalam banyak kesempatan memperlihatkan kecakapannya dengan menawarkan strategi pembangunan Bondowoso.
Penulis meyakini, pasangan calon Bagus juga memiliki gagasan yang ingin ditawarkan. Karena itulah kita menunggu bagaimana dialog gagasan tersebut diketengahkan. Sebab, pelaksanaan pemungutan suara semakin dekat.
Ingat, Bondowoso adalah kabupaten yang secara geografis memiliki beberapa keterbatasan dari sisi sumber daya yang dimiliki. Karena itulah, Bondowoso membutuhkan kepemimpinan inovatif dengan terobosan besar serta jejaring luas. Kita sebagai warga benar-benar menunggu, paslon mana yang memiliki gagasan relevan sehingga secara elektoral patut kita perjuangkan.
***
*) Oleh : Ikhwan Efendi, Mahasiswa doktoral Universitas Islam Malang.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |