TIMES BONDOWOSO – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, bahwa dari seluruh luas wilayah di Kabupaten Bondowoso 90,08 persen digunakan untuk pertanian yaitu persawahan, tanah kering, perkebunan, kehutanan, rawa dan tambak.
Sedangkan sisanya sebesar 7,25 persen digunakan untuk pemukiman, industri, padang rumput, pertambangan, lahan yang sementara tidak digunakan dan lainnya.
Bila dirinci menurut penggunaannya, lahan terluas digunakan untuk kehutanan yaitu sebesar 35,77 persen.
Kemudian urutan terluas berikutnya adalah lahan yang digunakan untuk tegalan/tanah kering 27,66 persen dan digunakan persawahan sebesar 20,74 persen.
Sedangkan yang digunakan pemukiman sekitar 4,69 persen. Lahan terkecil digunakan untuk industri di bawah 1,00 persen.
Kepala BPS Bondowoso, Mudji Setijo menjelaskan, luas panen selalu turun dari tahun ke tahun, karena generasi muda tidak berminat bertani dan petani tua sudah mulai berkurang.
“Memang dari sensus pertanian kemarin, lahan pertanian berkurang, jumlah petani berkurang dan itu dimaklumi, karena pergeseran sektor memang, ke sektor non pertanian,” papaprnya.
Menurutnya, setiap tahun lahan pertanian di Bondowoso terus menyusut. Bahkan penyusutan itu bisa dilihat di website BPS.
Data itu kata dia, juga dari BPN (Badan Pertanahan Nasional) soal lahan pertanian beralih ke sektor non pertanian.
Penyusutan tersebut lanjut dia, disebabkan peralihan lahan pertanian menjadi wilayah perumahan. Namun untuk industri tidak banyak.
“Kalau ke industri belum banyak kita, yang banyak ke perumahan,” pungkasnya, Rabu (8/10/2025). (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |