TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Pemerintah Kabupaten Bondowoso bersama Bulog mulai menyalurkan beras kepada Penerima Bantuan Pangan (PBP) untuk Bulan Juni dan Juli 2025, Jumat (18/7/2025).
Sekda Bondowoso, Fathur Rozi memantau langsung penyaluran pangan beras di dua desa. Yakni Desa Selolembu dan Desa Poncogati Kecamatan Curahdami.
Total bantuan yang diterima masing-masing KPM yakni 20 Kg beras medium. Tampak Sekda bersama Kabolog, Dandim 0822, Wakapolres dan sejumlah pihak terkait lainnya menyerahkan langsung kepada penerima.
Di Desa Selolembu penerima pangan beras berkurang 100 orang dari tahun 2024. Sementara di Desa Poncogati bertambah 26 dibanding 2024 menjadi 453 penerima.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda Bondowoso Fathur Rozi menyampaikan salam hormat dan permohonan maaf Bupati Abdul Hamid Wahid, karena tidak bisa hadir secara pribadi. “InsyaAllah tidak mengurangi makna kegiatan dari kegiatan ini,” kata dia.
Menurutnya, bantuan pangan beras dari pemerintah untuk membantu masyarakat yang ada pada desil 1-5. Yakni masyarakat kategori miskin, rentan miskin, atau hampir miskin.
Adapun bantuan ini kata Sekda, tidak lain untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat. Sekda Juga menitipkan agar beras yang diterima tidak dijual tetapi untuk dikonsumsi.
“Ini untuk konsumsi keluarga, termasuk anak-anak di rumah. Ke depan masa depan Desa ditentukan oleh anak kecil. Maka anak-anak harus mendapatkan gizi,” paparnya.
Sekda meminta kepala desa untuk terus mengawal bantuan ini agar tepat sasaran. Bahkan jika penyaluran bantuan tidak sesuai, baik sasaran maupun takarannya, sekda meminta warga segera melaporkan ke kepala desa.
“Ayo disyukuri dengan cara dimanfaatkan sesuai kebutuhan yakni dimasak bukan dijual,” imbaunya.
Salah seorang penerima bantuan, Siti Aminah mengaku senang karena minimal bisa membantu mengurangi beban pengeluaran.
Menurutnya, Fatimah hidup bersama tiga anggota keluarga lainnya. “Total kalau di rumah ada empat orang,” katanya.
Dia memastikan beras yang diterimanya akan dikonsumsi tidak akan dijual. Menurutnya, dalam sehari maksimal membutuhkan maksimal 1 Kg beras untuk dikonsumsi.
“Kalau 20 kilogram cukup sekitar 20 hari sampai satu bulan. Saya ada anak satu dan nenek satu,” ungkapnya.
Sehari-hari dia bekerja sebagai pembuat besek bambu. Dimana dalam satu ikat ada 100 besek dan dijual seharga Rp 13 ribu. Dalam sehari dia bisa mendapatkan dua hingga tiga ikat.
“Sudah ada pengepulnya. Hasilnya untuk kebutuhan sehari-hari. Kadang saya pinjam dulu ke pengepulnya, nanti dibayar besek. Jadi saya sangat terbantu dengan bantuan pangan ini,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |