https://bondowoso.times.co.id/
Berita

Begini Kata Ketua Komisi II DPRD Bondowoso Soal Keluhkan Petani Tembakau

Kamis, 23 Oktober 2025 - 13:30
Begini Kata Ketua Komisi II DPRD Bondowoso Soal Keluhkan Petani Tembakau Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, Tohari mengakui bahwa kondisi pertembakauan saat ini sedang tidak menguntungkan (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Musim panen tembakau yang biasanya membawa senyum bagi petani Bondowoso, tahun ini berubah menjadi kecemasan. Hasil panen memang ada, namun pembeli seolah menutup pintu. Sementara kualitas daun emas tersebut tak sebaik tahun-tahun sebelumnya.

Hal itu disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu sejak awal musim tanam, terutama dari sisi turunnya mutu tembakau. Padahal, dari hasil panen inilah ribuan keluarga petani Bondowoso menggantungkan hidup.

Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, Tohari mengakui bahwa kondisi pertembakauan saat ini sedang tidak menguntungkan.

“Saya memahami, pertembakauan hari ini dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya faktor musim yang sangat berpengaruh pada kualitas,” ujarnya.

Ia menambahkan, merosotnya kualitas tembakau berdampak langsung pada daya serap pabrikan. Banyak hasil panen petani tak terbeli sepenuhnya, atau hanya dihargai rendah.

“Ini yang jadi kegundahan petani. Hasil produksi mereka tidak bisa diserap maksimal,” kata Tohari, Kamis (23/10/2025). 

Pihaknya berjanji akan segera berkoordinasi dengan pelaku industri rokok agar penyerapan tembakau petani bisa dilakukan lebih optimal.

“Insya Allah, dalam waktu tidak begitu lama akan kami koordinasikan apa yang menjadi keinginan petani,” tegasnya.

Berdasarkan data Diskoperindag Bondowoso, saat ini terdapat sekitar 20 pabrik rokok di daerah tersebut. Sebagian sudah beroperasi, sebagian lainnya masih dalam tahap pembangunan atau pengurusan izin. 

Selain itu, terdapat sejumlah gudang penampungan (belandang) yang berfungsi sebagai tempat transit tembakau sebelum dikirim ke pabrikan besar.

“Karena hasil panen tembakau 2025 tidak langsung dibuat rokok. Bahan baku itu baru dimanfaatkan tiga sampai lima tahun ke depan,” jelasnya.

Untuk memperbaiki kualitas di musim berikutnya, Tohari mendorong pemerintah daerah melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar lebih intens melakukan pendampingan bagi petani. Mulai dari tahap pembibitan, perawatan, hingga pengolahan pascapanen.

“Pembinaannya sebenarnya sejak penangkar benih. Pemilihan benih yang betul-betul berkualitas harus direncanakan sejak awal,” ujarnya.

Menurutnya, mutu tembakau sangat ditentukan oleh tiga faktor utama. Yakni bibit, budidaya, dan cuaca. Pendampingan teknis di lapangan diharapkan bisa membantu petani menghasilkan daun tembakau berkualitas tinggi yang diminati pabrikan.

“Pabrik membeli tergantung kualitas. Jadi kalau sejak awal pembibitannya bagus, produksinya juga bagus,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Moh Bahri
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bondowoso just now

Welcome to TIMES Bondowoso

TIMES Bondowoso is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.