TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Sebanyak 615 jamaah haji Indonesia asal Kabupaten Bondowoso dipastikan berangkat pada musim haji tahun 2025.

Masing-masing terdiri dari jamaah urut porsi 475, cadangan 73 orang, penggabungan 52, lansia 10 orang, petugas haji daerah (PHD) 4 orang dan PBH KBIHU sebanyak satu orang. 

Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Bondowoso, Suharyono menjelaskan, jemaah tersebut terbagi ke dalam dua kelompok terbang (Kloter). 

Masing-masing yakni kloter 38 yang digabungkan dengan jamaah asal Lumajang dan Kloter 39 yang semuanya jemaah asal Bondowoso.

Sesuai jadwal yang dikeluarkan oleh PPIH Embarkasi Surabaya, Kloter 38 harus masuk Asrama Haji Sukolilo pada Hari Minggu tanggal 11 Mei 2025 pukul 20.45 WIB. 

Sedangkan Kloter 39 harus masuk Asrama Haji Sukolilo juga pada tanggal 11 Mei 2025, pukul 21.00 WIB.

Menurutnya, jamaah diundang ke titik keberangkatan di Bondowoso sekitar pukul 11.00 WIB. Kemudian pukul 13.00 WIB bergerak ke Pendapa Bupati Bondowoso. Kemudian pukul 14 dimulai seremonial pemberangkatan. 

Titik pemberangkatan sebelum dikumpulkan di pendapa bupati yakni di Ponpes Darul Falah Cermee, Ponpes Nurut Taqwa Cermee, Masjid Al-Azhar Wonosari, Masjid Agung At-taqwa, Kantor Kecamatan Tamanan, Masjid Al-Ikhlas Maesan, Graha PCNU Bondowoso dan Kantor MWCNU Wringin. 

“Untuk armada informasi dari Kesra ada 15 bus dan dua elf. Ada kekhususan jamaah di Nurut Taqwa, ada 14 jamaah dijemput elf baru ketemu rombongan dari bus Tamanan di pendopo,” pappaparnya. 

Adapun jamaah termuda bernama Salsabilatun Nikmah Bin Mohamad Sahrul, lahir 31 Januari 2007, usia 18 tahun 2 bulan. Alamat Gunung Sari RT 019 RW 006 Kecamatan Maesan

 Sementara jamaah tetua Bahriya Bin Sabidin, Lahir 05 Oktober 1929 usia 95 tahun 6 bulan, alamat Dusun Krajan RT 001 RW 001 Desa Kemirian Kecamatan Tamanan.

Jamaah yang menggunakan kursi roda, kursi rodanya bisa didaftarkan. Sementara belum ada yang laporan ke Kemenag Bondowoso. 

“Tadi kita lihat sendiri sudah menyiapkan kursi roda sebanyak tiga, tapi jamaah membawa kursi roda sendiri,” kata dia usai praktik manasik haji, Rabu (30/4/2025). 

Saat praktik manasik tadi, ada beberapa jamaah yang menggunakan kursi roda. Menurutnya, untuk yang memakai kursi roda, harus istithaah dengan pendampingan. 

Biasanya istithaah itu diminta saat pelunasan. Kalau kursi roda, harus istithaah dengan pendampingan. Ada dua macam pendampingan, pendampingan dengan orang dan pendampingan dengan obat. 

Sementara untuk kursi roda harus pendampingan dengan orang karena di tanah suci nanti kesulitan. Apalagi petugas dibatasi hanya empat orang.

“Ketua kloter satu, satu pembimbing ibadah, kemudian kesehatan dua orang untuk melayani 380 orang dalam satu kloter,” papaprnya.(*)