TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Sebulan lalu tepatnya 1 Agustus 2025, salah seorang pekerja meratakan tanah di lahan milik Giusty Nur Maulana, tepatnya di Rt 22 Rw 05 Desa Walidono Kecamatan Prajekan Bondowoso.
Secara tidak sengaja, warga tersebut menemukan struktur bata kuno yang diduga peninggalan sejarah. Kemudian ia melaporkan kepada pemilik lahan.
Pemilik lahan kemudian melaporkan temuan itu ke Kepala Desa Prajekan Lor, karena dia sendiri merupakan warga Desa Prajekan Lor, hanya lahannya berlokasi di desa sebelah.
Akhirnya tim kebudayaan dari Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Pora (Disparbudpora) Kabupaten Bondowoso, melakukan pengamatan awal di lokasi ditemukannya struktur bata, Selasa (2/9/2023).
Pemilik lahan, Giusty Nur Maulana menjelaskan, yang menemukan struktur bata adalah pekerjanya saat melakukan penggalian pasir.
"Terus laporan sama saya, bos ada bangunan kuno, ada videonya, dikirimkan lewat hape," katanya menirukan pernyataan anak buahnya.
Kemudian dia meminta pekerja tidak menyentuh struktur bata itu, dan menyuruhnya untuk mencari pasir di titik yang lain.
Sebenarnya kata dia, struktur bata kuno yang berada di lahan seluas setebgah hektar tersebut ditemukan Tanggal 1 Agustus 2025 dan baru dilaporkan ke pihak desa.
Dirinya mengaku tidak tahu dulunya lahan itu tempat apa, yang dia tahu adalah kebun mangga, karena Giusty juga membeli ke orang lain.
Rencananya lahan itu mau dibuat untuk pertanian tebu, sementara kalau ada pasirnya pasti boros air. "Kebetulan ada pasirnya saya buat bangun aja sendiri. Ternyata ada bata kunonya," paparnya.
Kecurigaan bahwa bata itu peninggalan zaman kuno kata dia, karena ukuran batanya beda dengan bata pada umumnya. Kemudian pada struktur bangunannya tidak ada perekat seperti semen dan sejenisnya.
Memang kata dia, ada warga yang menyebutkan bahwa di sana pernah ditemukan bata saat membajak sawah.
"Saya tidak percaya, tapi setelah digali memang ada sungguh," imbuhnya.
Pria yang berprofesi sebagai guru ini awalnya memang tidak memberikan informasi terkait temuan itu. Karena takut dirusak atau dijarah sama orang tidak bertanggung jawab.
Bahkan kata dia, di salah satu sisi struktur dirusak, diduga warga mengira di dalamnya ada barang berharga seperti emas.
Ia menegaskan, jika pemerintah ingin melanjutkan penelitian atau melakukan ekskavasi dirinya tidak keberatan. “Jika bisa untuk lahan tebu saya teruskan, tergantung kepala desanya nanti, saya ngikut,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |