TIMES BONDOWOSO, JAKARTA – Di saat para mediator sedang berusaha matian-matian untuk menyudahi perang genosida di Gaza dengan kesepakatan damai, ada sosok yang ngeyel menolaknya, yaitu Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich.
Menteri Keuangan sayap kanan Israel ini menyatakan tidak akan memberikan suara mendukung kesepakatan Gaza.
Ia menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang dicapai antara Israel dan Hamas pada hari Kamis hari ini, dan menegaskan bahwa ia akan menentangnya.
Namun ia tidak mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
"Ada ketakutan yang sangat besar akan konsekuensi dari pengosongan penjara dan pembebasan generasi pemimpin teroris berikutnya yang akan melakukan apa pun untuk terus menumpahkan darah Yahudi di sini, amit-amit," tulia Smotrich di X.
"Karena alasan ini saja, kita tidak bisa ikut serta dalam perayaan yang picik atau memberikan suara mendukung kesepakatan ini," tulisnya lagim
Bezalel Smotrich mengungkapkan kegembiraannya atas kepulangan semua sisa sandera yang diharapkan. "Tetapi perang tidak boleh berakhir begitu saja setelah para sandera pulang," katanya lagi.
"Segera setelah para korban penculikan kembali ke rumah, negara Israel harus terus berjuang sekuat tenaga untuk sepenuhnya membasmi Hamas dan sepenuhnya mendemiliterisasi Gaza sehingga tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel," ujarnya.
Sementara itu otoritas Penyiaran Israel mengharapkan pemerintah untuk meratifikasi perjanjian Gaza, menghindari kemungkinan bahwa Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich akan menarik diri dari perjanjian tersebut, meskipun mereka menentang perjanjian tersebut.
Hal ini terjadi setelah saluran tersebut mengonfirmasi bahwa utusan AS Steve Witkoff dan penasihat Gedung Putih Jared Kushner akan tiba di Israel malam ini.
Saluran 12 Israel melaporkan pada hari Kamis, mengutip sumber di kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu , bahwa gencatan senjata hanya akan berlaku di Jalur Gaza setelah disetujui oleh pemerintah.
Saluran tersebut melaporkan bahwa perjanjian tersebut akan berlaku pada pukul 12 siang waktu setempat, tetapi kemudian dibantahnya. Sementara seorang koresponden Al Jazeera mengonfirmasi bahwa serangan udara Israel di Kota Gaza masih berlanjut hingga hari ini.
Radio Angkatan Darat Israel juga menyatakan bahwa Israel tidak akan memulai operasi ofensif apa pun sekarang, tetapi tidak akan mundur sebelum pemerintah meratifikasi perjanjian tersebut.
Pemerintah Israel dijadwalkan meratifikasi gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan pada pukul 5 sore waktu setempat dalam pertemuan pemerintah.
Ratifikasi tersebut merupakan lampu hijau bagi dimulainya penarikan militer Israel dari Jalur Gaza ke garis yang disepakati sebagai tahap pertama, dan pembebasan tahanan Palestina sebagai imbalan atas tahanan Israel di Gaza.
Presiden AS Donald Trump mengatakan kemungkinan akan mengunjungi Israel dalam beberapa hari mendatang dan berpidato di Knesset setelah perjanjian pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Kamis tadi pagi Trump mengumumkan bahwa Israel dan Gerakan Perlawanan Islam ( Hamas ) telah menyetujui tahap pertama rencananya untuk menghentikan perang dan bertukar tahanan.
Sementara Hamas mengatakan perjanjian itu menyerukan diakhirinya perang, penarikan pasukan Israel, masuknya bantuan, dan pertukaran tawanan.
Qatar mengumumkan kesepakatan mengenai syarat dan mekanisme pelaksanaan tahap pertama rencana Trump, yang akan berujung pada gencatan senjata antara Israel dan Hamas, pembebasan tahanan dan narapidana, serta penyaluran bantuan. Rinciannya akan diumumkan kemudian. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Inilah Sosok yang Tidak Setuju Kesepakatan Damai Israel-Hamas
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |