TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Jejak sejarah kolonial Belanda masih berdiri kokoh di Kecamatan Ijen, Bondowoso. Di tengah hamparan perkebunan dan udara dingin pegunungan, sejumlah bangunan tua peninggalan masa kolonial tetap terawat dan difungsikan hingga kini. Salah satunya adalah Loji Blawan, bangunan bersejarah yang kini dikenal sebagai Catimor Homestay di Desa Kalianyar.
Bangunan ini bukan rumah biasa. Pada masa kolonial, Loji Blawan merupakan rumah tinggal seorang Meneer Belanda. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut beralih fungsi menjadi rumah administratur perkebunan.
Barulah pada 2012, bangunan bersejarah ini disulap menjadi penginapan dengan tetap mempertahankan keasliannya.
Catimor Homestay dibangun pada tahun 1894. Penanda usianya masih jelas terukir di bagian atas bangunan dengan tulisan “Anno 1894”, kini usia bangunan itu telah mencapai sekitar 131 tahun.
Menariknya, bangunan ini tak sepenuhnya berdinding tembok. Sebagian struktur masih menggunakan anyaman bambu, termasuk lantai bambu yang diyakini telah bertahan sejak seabad lalu. Hampir tidak ada perubahan signifikan pada struktur bangunan sejak masa kolonial.
“Tak pernah ada renovasi. Dinding ini asli dari zaman Belanda, lantai juga tidak pernah diganti. Kita hanya melakukan pengecatan saja,” ujar Setyobudi, Sekretaris Perusahaan PTPN I Regional 5.
Perawatan terakhir berupa pengecatan tembok tercatat dilakukan pada tahun 2002. Selain itu, bagian dalam bangunan masih menyimpan tungku pembakaran yang dahulu berfungsi sebagai perapian untuk menghangatkan ruangan dari dinginnya udara pegunungan Ijen.
Di beberapa sudut dinding, tergantung lukisan-lukisan tua yang diperkirakan telah berusia belasan tahun. Lukisan-lukisan tersebut tak pernah dipindahkan, karena dikhawatirkan akan mengurangi nilai sejarah maupun artistiknya.
“Sejak saya masuk ke sini tahun 2011, kondisinya sudah seperti ini. Tanya senior juga sama. Tidak ada yang berani memindahkan,” kata Nuris, salah satu pengelola.
Saat ini, Catimor Homestay menyediakan sejumlah kamar dengan tarif berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 450 ribu per malam.
Sementara untuk menyesuaikan kebutuhan wisatawan, pihak pengelola juga membangun gedung baru di bagian belakang sebagai tambahan kamar. “Yang bangunan baru itu di bagian belakang,” tambah Setyobudi.
Tak hanya menjadi saksi sejarah, Loji Blawan juga pernah menjadi lokasi pengambilan gambar film layar lebar. Bangunan ini digunakan sebagai salah satu lokasi syuting film Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea (2016) yang dibintangi Bunga Citra Lestari.
“Dalam cerita film itu, ayah dari tokoh yang diperankan Bunga Citra Lestari dirawat di sini,” pungkasnya.
Selain Loji Blawan, Kecamatan Ijen juga masih menyimpan bangunan kolonial lain seperti Pesanggrahan Sempol dan Guest House 1927 Jampit, yang semakin menegaskan kawasan ini sebagai lanskap sejarah hidup peninggalan kolonial di Bondowoso. (*)
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |