TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Aktivitas belajar di SDN Dabasah 4, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, sempat terganggu akibat serangan ulat bulu yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir.
Kawasan sekolah yang rindang berubah setelah ribuan ulat menempel di batang pohon, tembok, bahkan di sekitar atap ruang kelas.
Pihak sekolah yang semula berupaya menanggulangi dengan berbagai cara akhirnya menyerah.
Mereka kemudian meminta bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kabupaten Bondowoso.
Pada hari ini Kamis (9/10/2025), sejumlah petugas Damkar datang membawa tangki semprot berisi cairan pestisida. Mereka menyisir setiap sudut sekolah, mulai dari halaman, batang pohon, hingga sela-sela genteng yang menjadi tempat ulat bersarang.
“Setelah kami amati, memang ada beberapa pohon yang menjadi tempat berkembangnya ulat bulu. Bahkan ada petugas yang sempat merasa gatal dan panas setelah melakukan pengecekan,” ujar Martanto, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Damkar Bondowoso.
Menurut Martanto, penyemprotan dilakukan menggunakan pestisida dengan kadar yang telah diturunkan agar aman bagi tanaman namun tetap efektif membasmi ulat beserta telur dan inangnya.
“Aromanya memang menyengat, tapi kami berharap hasilnya maksimal,” tambahnya.
Sebelumnya, pihak sekolah telah mencoba berbagai upaya, mulai dari membakar sarang, membersihkan daun, hingga menyemprot manual.
Namun, populasi ulat tetap tak berkurang. Akibatnya, sejumlah siswa bahkan mengalami gatal-gatal di sekujur tubuh.
Kepala SDN Dabasah 4, Sri Muna S.Pd**, mengaku kewalahan menghadapi serangan ulat ini.
“Sudah kami bersihkan berkali-kali, tapi ulatnya muncul lagi. Anak-anak sampai kami pulangkan lebih awal karena banyak yang gatal,” ujarnya.
Damkar menduga serangan ini terjadi karena siklus alami dan kondisi lingkungan sekolah yang sangat rindang. Apalagi, SDN Dabasah 4 dikenal sebagai salah satu sekolah Adiwiyata yang memiliki banyak tanaman peneduh.
Selain penyemprotan, pihak sekolah juga diimbau untuk memangkas dahan pohon yang terlalu rimbun dan membersihkan benalu yang bisa menjadi tempat ulat berkembang biak.
Martanto menegaskan, agar hasilnya optimal, penyemprotan perlu dilakukan rutin minimal seminggu sekali, terutama saat siswa sedang libur.
“Jangan hanya sekali, nanti ulatnya pindah pohon. Siklus hidupnya harus diputus,” tegasnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |