TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Menyusul dugaan kasus keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Sumberwringin, Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso, Fathur Rozi, bergerak cepat meninjau Puskesmas Sumberwringin.
Di Puskesmas tersebut ada 77 korban. Terdiri dari guru dan siswa dari lima sekolah, mendapatkan perawatan.
Pemkab Bondowoso memastikan akan melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
Fathur Rozi mengungkapkan, dugaan awal memang mengarah pada konsumsi makanan atau minuman dari program MBG. Namun ia menekankan bahwa hal itu belum dapat disimpulkan sebelum pemeriksaan laboratorium selesai.
“Memang ada asupan makanan atau minuman dari program MBG. Tetapi ini harus dicek dulu kebenarannya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, SPPG Al Hidayah menyiapkan menu MBG untuk 59 sekolah. Namun hanya lima sekolah yang terdampak. Karena itu, ia meminta seluruh pihak untuk tidak terburu-buru menuding penyebab insiden itu.
Bahkan Dinas Kesehatan diminta melakukan pemeriksaan lengkap terhadap sampel makanan maupun minuman yang dikonsumsi para siswa.
“Tak bisa kita mengambil satu kesimpulan. Saya minta Dinas Kesehatan untuk cek dulu dari segi makanan dan minumannya,” tegasnya.
Selain pemeriksaan laboratorium, Rozi juga meminta pihak SPPG mengevaluasi kembali standar operasional prosedur (SOP) penyajian dan distribusi makanan.Menurutnya, SOP harus jelas dan dijalankan secara benar.
“Saya minta teman-teman di SPPG ini dicek SOP-nya seperti apa. Harus dipastikan berjalan dengan benar,” tambahnya.
Terkait kondisi para korban, ia memastikan seluruh siswa dan guru mendapatkan layanan kesehatan memadai.
Dari total 77 orang, 17 masih dirawat intensif di puskesmas, sementara lainnya sudah diperbolehkan pulang.
“Anak-anak ini harus dilayani sebaik mungkin. Pastikan mereka tidak dehidrasi dan keluhannya tertangani,” ujarnya.
Rozi kembali menegaskan bahwa MBG merupakan program nasional penting dan tetap harus didukung. Ia menilai kejadian ini lebih mengarah pada persoalan teknis yang perlu ditelusuri lebih jauh.
“Kejadian ini bukan karena programnya. Bisa jadi ada makanan atau minuman dalam kondisi tidak layak. Itu yang harus kita pastikan,” jelasnya.
Pemkab Bondowoso kata dia, akan memperkuat monitoring serta evaluasi rutin sesuai arahan Bupati dan Wakil Bupati.
“Kita ingin memastikan ini adalah kejadian terakhir. Jangan sampai terulang,” pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Imadudin Muhammad |