TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Beberapa hari lalu viral diduga janin sapi dibuang di dekat RPH (Rumah Potong Hewan) Curahdami Bondowoso. Diduga induknya telah dipotong. Namun belum diketahui siapa yang membuangnya.
Padahal berdasarkan Undang-undang nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, bahwa dilarang menyembelih sapi betina produktif.
Sebagaimana tertuang dalam pasal 8 ayat (4), bahwa setiap orang dilarang menyembelih ternak ruminansia kecil betina produktif atau ternak ruminansia besar betina produktif.
Salah seorang eks pekerja di RPH Selolembu Kecamatan Curahdami, inisial NS mengaku menjadi saksi langsung pemotongan ternak betina produktif dan sapi betina yang tengah bunting.
NS yang bertugas menguliti ternak, mengaku sering mendapati sapi betina dipotong. Bahkan dalam beberapa kasus saat dia mengeluarkan jeroan, ditemukan janin sapi di dalamnya.
Menurutnya, pemotongan sapi betina tersebut lantaran luput dari pengawasan. Sebab kata dia, paramedis jarang masuk.
“Biasanya dokter dan paramedis standby di RPH mulai jam 12 malam, menunggu sapi yang mau dipotong,” kata dia, Rabu (21/5/2025).
Namun petugas dari Dinas Peternakan lanjut dia, tidak mengontrol karena jarang masuk. Sehingga tidak ada pemeriksaan, akibatnya betina atau jantan langsung dipotong
Menurutnya, untuk juru sembelih juga dari Dinas Peternakan. Dia mengungkapkan, kebiasaan menyembelih sapi betina tersebut berlangsung sejak tahun 2023, 2024 hingga 2025.
NS mengaku menyaksikan langsung penyembelihan sapi betina tersebut.
“Saya sebagai tukang kulit. Total semua ada 10 orang jika masuk semua,” imbuhnya.
Pria yang tidak lagi bekerja di RPH itu mengungkapkan, jumlah sapi yang dipotong bervariatif. Mulai 5 hingga 10 ekor tergantung kebutuhan pasar.
Memang untuk saat ini lanjut dia, RPH tidak beroperasi karena di beberapa RPH lain sudah ramai tidak boleh memotong betina, seperti di Pujer dan Maesan sehingga jagal tidak ada yang memotong di RPH, akibatnya di RPH sepi karena jagal memotong di rumahnya.
Proses pemotongan hewan biasanya mulai pukul 00.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB pagi. Menurutnya, tim medisnya pun jarang hadir dan kehadirannya bisa dihitung dengan jari.
Bahkan Akibat tidak dikontrol, terang dia, puluhan sapi betina bunting pun dipotong di RPH tersebut. Kemudian janinnya dipendam dan sudah jadi bangkai. Dia memperkirakan ada sekitar 20 janin dipendam di dekat pasar sapi terpadu Selolembu.
“Anaknya ada di dalam perut betina, kemudian dikubur di luar tembok pasar. Biasanya dikubur dalam galian sekitar satu meter. Kalau digali pasti ada tulang-tulangnya. Saya bisa tunjukkan titik-titiknya,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, Kabid Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bondowoso, drh. Cendy Herdiawan, tujuh harungkapnya foto viral tidak ada sapi dipotong di RPH Selolembu.
Tidak hanya RPH di Curahdami yang kosong. Menurutnya, di RPH Prajekan pun juga tidak ada pemotongan.
“Karena kebijakan kita tidak boleh motong betina,” imbuh dia.
Dokter Cendy mengaku tidak tahu darimana asal muasal bangkai fetus sapi tersebut. Bahkan dia sudah memanggil semua petugas saat foto janin itu viral yakni dokter hewan, paramedis termasuk tukang bersih-bersih.
Mereka kata dia, mengaku selama beberapa hari sebelum berita itu muncul tidak ada pemotongan sapi.
Menurutnya, dulu memang ada keluhan masyarakat bahwa di dekat RPH itu bau. Ternyata setelah ditelusuri ada yang membuang bangkai kambing.
“Tapi tidak di RPH, di jembatan itu,” jelasnya.(*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |