TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Peristiwa seorang ibu muda ditandu belasan warga di tengah hutan Bondowoso kembali membuka luka lama. Jalan ke Dusun Petung, Desa Kretek, Kecamatan Taman Krocok, yang sudah bertahun-tahun tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Video yang viral di media sosial memperlihatkan Novi Oktavia (19), warga RT 8 RW 3 Dusun Petung, ditandu dengan kursi oleh belasan lelaki melintasi jalan setapak berbatu dan licin. Ia hendak melahirkan, namun ambulans tak mampu menembus medan terjal di tengah hutan.
Tampak dalam video, Novi terbaring lemah dengan daster hitam di atas kursi merah, dua bambu panjang dipasang di sisi kursi agar bisa diangkat.
Sejumlah warga berjalan mengiringi, ada yang membawa payung, ada pula yang menuntun sepeda motor. Ambulans sudah menunggu di ujung jalan desa Kemuning, titik terakhir roda empat bisa masuk.
Kepala Desa Kretek, Kusno membenarkan bahwa Dusun Petung memang terisolasi. Menurutnya, ada dua jalan menuju Petung, tapi dua-duanya hanya bisa dilewati motor dan kuda. “Jalannya melintasi kawasan hutan milik Perhutani,” ungkapnya.
Menurut Kusno, permohonan izin untuk memperlebar dan memperbaiki akses jalan sebenarnya sudah diajukan sejak kepala desa sebelumnya. Namun, hingga kini belum ada kejelasan dari pihak Perhutani.
“Sudah diajukan berkali-kali, dari dulu. Tapi berkasnya cuma dilempar ke sana kemari, tak ada tanggapan,” keluhnya.
Dusun Petung dihuni 88 kepala keluarga dengan total 226 jiwa. Meski terpencil, warga tetap bertahan di sana. Mereka mendirikan sekolah dasar, membuka lahan pertanian kopi, dan setiap bulan mengadakan kegiatan Posyandu.
Selain jalan, masalah listrik juga menjadi cerita panjang. Warga harus mengeluarkan biaya hingga Rp5 juta per rumah untuk membeli kabel dan menyambung listrik dari kantor desa sejauh 2,5 kilometer.
“Listriknya memang murah, tapi kabelnya yang mahal,” kata Kusno sembari tersenyum pahit.
Dua tahun terakhir, beberapa warga sebenarnya sudah terdaftar sebagai penerima bantuan pemasangan listrik gratis dari pemerintah.
Namun, bantuan itu gagal terealisasi karena tak ada jaringan listrik yang bisa disambungkan ke dusun mereka.
“Banyak yang dapat bantuan, tapi tak bisa dipasang. Karena jaringan listriknya belum masuk,” jelasnya.
Sebagian warga telah berinisiatif bergotong royong menyiapkan bahan untuk memperbaiki jalan, meski pengerjaannya belum dimulai.
“Kalau jalannya bisa dilalui, ekonomi warga pasti terangkat. Kopi bisa dijual lebih mudah, anak-anak sekolah pun tak susah keluar dusun,” tutur Kusno, Sabtu (25/10/2025).
Bagi warga Dusun Petung, jalan bukan sekadar akses. melainkan urat nadi kehidupan. Viral-nya ibu muda yang ditandu itu bukan hanya kisah perjuangan melahirkan, tapi juga seruan keras agar daerah terpencil seperti mereka tak terus dibiarkan terisolasi di tengah hutan Bondowoso.
Sementara Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Agus Winarno, proses evakuasi dilakukan dari rumah Novi di Dusun Petung menuju Ponkesdes Kemuning, Desa Kemuning, Kecamatan Taman Krocok.
“Medannya ekstrem, jalannya hanya setapak. Satu-satunya akses ke luar dusun hanya bisa dilalui motor atau kuda,” ujar Agus.
Ia menambahkan, Novi yang tengah hamil anak pertama sebenarnya rutin kontrol ke puskesmas dengan didampingi kader dan keluarga.
Namun, pada Rabu (22/10/2025) sekitar pukul 10.45 WIB, kader melaporkan bahwa Novi sudah mengalami kontraksi dan harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan. (*)
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |