TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur, Akhmad Sruji Bahtiar, menegaskan bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga benteng pembentukan karakter bangsa. Karena peran besarnya dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul, pesantren kerap disebut sebagai “bapak negara”.

Hal itu disampaikan saat dikonfirmasi usai kegiatan Multaqo Ulama Nasional yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan, di Pondok Pesantren Al Islah, Rabu (5/11/2025) kemarin. 

Menurut Sruji, pengembangan pesantren adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan daerah. 

“Pesantren bagian dari pendidikan dan pembangunan manusia. Maka, penguatan SDM menjadi tanggung jawab semua pihak,” ujarnya.

Ia menilai, selama ini banyak pesantren mampu bertahan secara mandiri, membangun sarana pendidikan dan asrama tanpa bantuan besar dari pemerintah. 

Oleh karena itu kata dia, kehadiran negara melalui program penguatan sarana-prasarana menjadi penting.

“Bukan soal perlakuan khusus, tapi semangat gotong royong membangun bangsa,” tegasnya.

Sruji juga mengingatkan, sejak sebelum kemerdekaan pesantren telah menjadi pusat perjuangan dan pembinaan moral masyarakat.

“Kalau mau membangun negara, SDM-nya harus disiapkan. Pesantren punya peran besar dalam hal itu,” ujarnya.

Terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai menyasar pondok pesantren, Sruji menyatakan dukungannya. 

Menurutnya, program yang digagas Presiden Prabowo Subianto itu langkah nyata membangun generasi kuat dan cerdas. 

“Kalau gizinya cukup, anak-anak pasti lebih pintar. Tak ada lagi IQ 78, semua di atas 120,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia menambahkan, pembangunan SDM harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. 

“Sekarang negara mulai serius. Ada Danantara untuk pendanaan, sekolah unggulan, hingga MBG untuk gizi anak-anak. Ini bukti nyata arah pembangunan kita,” pungkasnya.(*)