TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Aktivitas ekonomi masyarakat termasuk pengusaha kopi di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, sudah kembali pulih. Namun kendala baru tengah menunggu bagi pengusaha kopi di Bumi Ki Ronggo.
Salah seorang pengusaha kopi di Bondowoso, Muhlis Adi Rangkul mengaku, bahwa saat ini pihaknya sulit mendapatkan biji kopi di tingkat petani.
Menurut owner Kopi Bulan Madu ini, harga kopi baik jenis green bean atau pun ceri mahal. Dia mengungkapkan, arabika green bean kualitas bagus dihargai Rp 110 ribu per kilogram. Sebelumnya, berkisar Rp75 ribu per kilogram.
Adapun untuk jenis robusta pun naik menjadi Rp32 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp 20 ribu. Sementara ceri kopi yang sebelumnya per kilogram dihargai Rp8 ribu per kilogram. Kini naik menjadi Rp22 ribu per kilogram.
"Sekarang, tak ada kopi dengan harga Rp50 ribu," ujar dia saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (23/8/2022).
Dia menyadari hukum pasar, jika barang sedikit maka harga menjadi mahal. Namun masalahnya kata dia, barang sangat minim sejak musim tanam, karena masalah cuaca yang membuat hasil tanam semakin sedikit.
Selain itu lanjut dia, banyak kopi asal Bondowoso yang dibeli oleh orang luar dengan sistem ijon.
"Saya menduga kopi produksi petani Bondowoso itu tidak dilabeli kopi asal Bumi Ki Ronggo," jelas dia.
Menurutnya, ada orang luar investasi ke petani di daerah lereng Ijen-Raung sebelum masa tanam. "Setelah itu, habis kopi itu dibawa keluar," imbuh dia.
Dirinya tidak heran jika memang ada petani kopi yang mau menerima lebih dulu uang muka untuk penanamannya.
Sebab kata Muhlis, mereka juga butuh modal dan memenuhi kebutuhan. Pihaknya menduga kondisi tersebut terjadi karena sulitnya akses permodalan bagi petani kopi.
"Makanya saya mendorong dinas terkait ini menjadi jembatan untuk mendekatkan akses permodalan bagi petani," jelas dia.
Di lain sisi, dirinya juga berharap pemerintah daerah hendaknya mengatur tata niaga perkopian di Bumi Ki Ronggo. Karena dengan kualitas tanam kopi yang baik tidak diikuti dengan kelola yang baik.
Lebih-lebih saat ini kebutuhan kopi di Kabupaten Bondowoso saja semakin pesat. Kebanyak, permintaan konsumen untuk oleh-oleh. "Kopinya dipanen di Bondowoso, dijual juga atas nama brand Bondowoso. Maka, artinya dari hulu hingga hilir perkopian bergerak," ujarnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |