TIMES BONDOWOSO, MOJOKERTO – Makam selama ini memiliki kesan angker, sepi, dan menakutkan. Namun di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto makam dicat warna-warni. Inisiasi warga ini dilakukan untuk menghilangkan kesan angker dan menakutkan.

Juru kunci makam Kedungmaling, Saiful Affandi bercerita tentang awal mula inisiatif warga ini terjadi. Pada saat menjelang puasa, masyarakat setempat melakuan budaya nyekar. Makam dibersihkan dan diberikan lampu agar terlihat lebih terang. 

"Sebelum puasa, warga memasang lampu agar ketika malam terlihat terang. Kemudian pohon yang rindang kami potong dan dibersihkan. Nah warga itu punya inisiatif, sepertinya lebih bagus kalau diwarnai seperti taman,” jelas Saiful, Selasa (15/6/2021).

Ilustrasi suasana makam di Desa Kedungmaling, Selasa (15/6/2021)(Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)

Pengecatan makam ini dilakukan di pohon-pohon di areal makam. Pohon kamboja salah satunya ada yang dicat warna oranye, ungu, kuning dan lain-lain. Namun untuk batu nisan dan makam tembok terlebih dulu meminta izin kepada ahli waris yang ditinggalkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman.

"Ada sebagian dari kami sudah meminta izin kepada ahli waris. Mereka juga ikut membantu mendukung kegiatan seperti ini,” terang Saiful.

Pengecatan ini dilakukan oleh warga setempat dibantu dengan relawan. Pengecatan ini memakan waktu yang cukup lama. Selama puasa kemarin pengecatan ini telah dilakukan.

"Anggarannya kita dari swadaya masyarakat. Jadi siapa-siapa yang berkenan membantu donasi, ya silakan. Kalau cat habis, biasanya ada yang kirim,” pungkas Saiful.

Selain dicat warna-warni, di makam itu, warga berinisiatif untuk menulis pesan dalam bentuk mural. Tertulis 'Saat usia menjelang senja, persiapkan diri kita untuk berada di sini’. Yang menggambar itu warga dari sini (desa Kedungmaling) juga,” pungkasnya.