TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Gunung Raung di Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso, terus menunjukkan aktivitas vulkanik intens selama delapan hari terakhir. 

Erupsi pertama terjadi 5 Juni 2025. Sejak erupsi perdana kolom abu yang dimuntahkan mencapai berbagai ketinggian 400 meter hingga 750 meter. 

Puncaknya terjadi pada Kamis 12 Juni 2025 dini hari tepatnya pukul 04.41 WIB, kolom abu teramati mencapai sekitar 1.000 meter di atas puncak kawah.

Informasi ini berdasarkan dirilis oleh Kementerian ESDM melalui Badan Geologi dan PVMBG, Pos Pengamatan Gunung Api Raung. 

Ketua Pos Pengamatan, Agung Tri Subekti mengatakan, erupsi saat ini bersifat terus-menerus, disertai kepulan asap putih hingga kelabu yang mengarah ke selatan.

“Abu vulkanik terpantau bergerak ke wilayah Banyuwangi,” kata dia saat dikonfirmasi.

Menurutnya, aktivitas kegempaan didominasi oleh tremor menerus dengan amplitudo maksimum mencapai 4 mm. 

Adapun pola erupsi ini kata dia, menandakan adanya pergerakan magma dari dalam tubuh gunung menuju permukaan.

Meski demikian lanjut dia, status Gunung Raung masih berada di Level II (Waspada). Pihak pengamat gunung menghimbau masyarakat, wisatawan, maupun pendaki agar tidak mendekati area kawah dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi.

“Kami tegaskan untuk tidak menuruni kaldera atau bermalam di kawasan kawah,” imbaunya.

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso bersama aparat Kecamatan Sumber Wringin aktif memantau potensi sebaran abu ke desa-desa terdampak.

BPBD telah menyalurkan bantuan berupa masker, kacamata pelindung, makanan siap saji, vitamin, hingga velbed untuk keperluan darurat. Beberapa personel juga disiagakan langsung di lokasi.

Sekretaris BPBD Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo menjelaskan, hingga siang hari ini, abu vulkanik belum mencapai permukiman di Sumberwringin. “Namun kami tetap siaga,” jelas dia. 

Sementara itu Camat Sumber Wringin, Probo Nugroho, memastikan bahwa jalur pendakian Gunung Raung via Sumber Wringin telah ditutup sejak erupsi pertama terjadi.

Apalagi aktivitas vulkanik yang masih berlanjut, masyarakat diimbau tetap waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama. “Pendakian resmi ditutup sejak 5 Juni,” pungkasnya. (*)