TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Warga Kabupaten Bondowoso dalam beberapa hari terakhir sulit mendapatkan gas elpiji 3 Kg, sebab gas subsidi untuk warga miskin tersebut menjadi langka jelang Hari Raya Idul Fitri. Selain itu harganya juga mahal di atas Rp 20 ribu.
Bahkan sejumlah warga Bondowoso rela antre berjam-jam untuk bisa menukar tabung gas melon tersebut di pangkalan. Seperti yang terjadi pasar induk, mereka sudah antre sebelum toko buka.
Salah seorang warga, Andre menjelaskan, antrean terjadi sejak mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB.
Menurutnya, warga antre sejak beberapa hari lalu untuk mendapatkan gas melon.
“Kalau gak begitu gak kebagian,” kata dia, Rabu (27/3/2024).
Sementara Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bondowoso, A. Mansur meminta Kabag Perekonomian dan Diskoperindag untuk mengawasi peredaran tabung gas elpiji. Hal itu untuk mengantisipasi adanya penimbunan.
“Kita tidak ingin di mana-mana ada penimbunan. Dimanfaatkan oleh tengkulak dan oknum-oknum. Ketika ini langka mereka akan menaikkan harga, kan begitu,” terang dia.
Menurutnya, kelangkaan ini bukan tidak mungkin karena ada permainan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebab saat hari-hari besar seperti Idul Fitri selalu saja terjadi kelangkaan.
Oleh karena itu, menjelang Idul Fitri ini pihak Komisi II akan melakukan sidak ke beberapa agen gas elpiji untuk memastikan distribusi sudah sesuai peruntukannya.
Apalagi kata dia, para agen ini sudah memiliki pelanggan masing-masing dan jumlahnya pun juga sudah jelas.
“Hari-hari biasa kan aman-aman saja. Setelah menjelang Idul Fitri langka kalaupun ada harganya mahal. Hukum pasar berlaku, ketika langka harga menjadi mahal,” sesalnya.
Ia menjelaskan, saat ini warga sudah tidak banyak yang membuat kue lebaran. Mereka lebih praktis membeli. Kalaupun asumsinya banyak digunakan membuat kue berarti penggunanya adalah industri. Sementara industri besar tidak boleh menggunakan elpiji subsidi.
Pihaknya berharap Satgas Pangan mencari informasi peredaran gas elpiji 3 kg ini, khawatir terjadi penimbunan. “Alasan membeli banyak, tapi ternyata ditimbun, ini tidak boleh terjadi,” tegas dia.
Sementara itu, Pj Sekda Bondowoso, Haeriyah Yuliati menghimbau, pelaku usa restoran atau pun hotel untuk tidak menggunakan gas melon.
Sebab gas elpiji 3 Kg kata dia diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. "Kalau pelaku UMKM boleh, karena mereka pedagang kecil," terang dia. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |