TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – Warga Desa Traktakan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, resah dengan munculnya polusi udara yang diduga berasal dari aktivitas penyalinan cairan tetes tebu di pinggir Jalan Bondowoso–Situbondo. 

Proses pemindahan dari truk tangki ke deregen itu menimbulkan aroma tajam yang menyebar hingga ke kawasan pemukiman.

Bau menyengat tersebut muncul setiap kali truk melakukan bongkar muatan. Warga mengaku kerap mengalami pusing dan sesak akibat kualitas udara yang terus memburuk, terlebih karena aktivitas serupa dapat terjadi tiga hingga empat kali dalam sepekan.

“Begitu truk datang, baunya langsung luar biasa. Pernafasan kami terganggu, anak-anak sampai batuk dan sulit tidur,” ungkap seorang warga, inisial I Senin (17/11/2025).

Dampak buruk itu tak hanya dirasakan manusia. Sejumlah warga melaporkan hewan peliharaan mereka, termasuk burung yang bernilai tinggi, mati setelah berulang kali terpapar aroma tajam dari cairan tetes tebu tersebut.

“Bukan hanya baunya yang membuat pusing, tapi efeknya juga merugikan. Ada unggas milik warga yang mati mendadak karena terus-menerus menghirup bau itu,” kata warga lainnya.

Masyarakat sekitar kini meminta pemerintah dan pihak terkait segera turun tangan. Mereka berharap aktivitas penyalinan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman dan jauh dari permukiman, agar kesehatan dan kenyamanan warga tetap terjaga.

“Kami tidak menolak kegiatan ekonomi, tapi mohon ditempatkan di area yang tidak dekat dengan rumah warga,” tegas warga tersebut.

Sementara salah seorang pengguna jalan, Sandi mengaku sering lewat daerah tersebut, apalagi ketika hendak pulang ke Banyuwangi. 

“Memang bau di situ, apalagi pas kaca mobil dibuka. Sepertinya dari tangki tetes tebu,” katanya. 

Ia menegaskan bahwa bau tak sedap tersebut menganggu pengguna jalan. Bahkan baunya hingga menyengat. 

“Bisa hilang fokus. Makanya kami berharap itu bisa ditertibkan, karena mengganggu pengguna jalan,” ujarnya. (*)