TIMES BONDOWOSO, BONDOWOSO – DPRD Kabupaten Bondowoso menganggap politisi PPP, Andi Wijaya tak etis. Ini setelah Andi menuduh politisi di Bondowoso terlibat dalam penentuan Sekda definitif oleh Bupati Salwa Arifin.
Pernyataan Andi Wijaya itu, mengundang reaksi dari beberapa politisi yang ada di Rumah Tenggarang (sebutan Kantor DPRD Bondowoso).
“Saya mohon jangan main tuduh sembarangan. Berkaitan dengan penetapan Sekda definitif. Itu menjadi hak bupati,” tegas ketua DPRD H Tohari S.Ag, Selasa (2/7/2019).
Menurutnya, tidak baik menuduh terjadi perebutan antara beberapa pihak, di antaranya oleh politisi.
“Saya sebagai politisi terutama yang ada di DPRD tidak pernah terlibat penentuan Sekda. Dimintai pertimbanganpun tidak pernah ada, apalagi mau merebut,” jelasnya.
Tohari hanya bisa menyarankan agar bupati segera mementukan sekda definitif, karena ada beberapa agenda pemerintahan yang harus segera diselesaikan. Di antaranya, pembahasan KUA PPAS APBD 2020. Ada pembahasan PAPBD 2019 yang perlu perhatian serius dari pemerintah.
“Sangat sayang waktu dan energi eksekutif habis dalam penantian yang tidak menentu,” papar politisi PKB tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris DPC PDIP, Andi Hermanto, bahwa tuduhan Andi Wijaya itu hanya bentuk kepanikan saja.
“Mungkin terlalu berat bebannya. Sehingga Sekda tidak cepat dilantik dia panik,” jelasnya saat dikonfirmasi TIMES Indonesia, Selasa (2/6/2019).
Menurutnya, tuduhan politisi bermain atau tarik ulur dalam penentuan Sekda, sebenarnya tidak ada. Hal itu, boleh dicek ke Bupati. Tidak pernah politisi atau PDI Perjuangan memasukkan nama si A dan si B untuk dipilih menjadi Sekda. Apalagi dalam komentarnya, Andi Wijaya, sampai menyebut Wabup. Itu sangat salah besar, bahkan sudah sangat jauh.
“Sebagai Parpol pengusung, PDI Perjuangan sangat pasrah ke Bupati. Kalau pak Andi (Andi Wijaya) menyatakan itu, hanya bentuk kepanikan saja,” jelasnya.
Bahkan, kata dia, beberapa poltisi di DPRD Kabupaten Bondowoso sempat menghubunginya. Mereka yang ada di Rumah Tenggarang, sebagian besar merasa tersinggung dengan tuduhan Andi Wijaya yang sempat dipublish di media massa tersebut.(*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |